15 Agustus 2016

Apa itu vaginismus?

"Vaginismus is vaginal tightness causing discomfort, burning, pain, penetration problems, or complete inability to have intercourse." (sumber asli di sini)

Kurang lebih kalau diterjemahkan, vaginismus itu kondisi vagina yang ketat yang menimbulkan rasa nggak nyaman, seperti terbakar, sakit, masalah saat penetrasi, atau sama sekali nggak bisa intercourse alias masukin penis ke vagina.

Saya pertama kali ngerasain kondisi ini waktu lagi malam pertama. Waktu itu kami pemanasan cukup lama dan sepertinya udah siap. Tapi pas mau penetrasi, penis suami sama sekali nggak bisa masuk. Walaupun vagina itu seharusnya lubang, penis seperti nabrak tembok. Udah gitu kelamin saya sakit banget dan berasa kebakar.

Awalnya saya pikir cuma karena baru pemula dan nantinya bisa baikan sendiri. Ternyata salah besar. Berapa kalipun dicoba, saya dan suami terus gagal. Rasanya campur aduk. Bukan cuma sakit secara fisik, saya juga ngerasa sedih, kecewa, marah sama diri sendiri, bahkan putus asa. Suami juga jadi takut nyoba lagi. Sesudah setahun pertama, kami hidup tanpa seks. Sesudah lewat tahun pertama, dalam setahun hanya coba sekali dan itu pun gagal.

Saya nggak berani cerita soal ini ke siapapun, bahkan ke orang tua atau teman. Rasanya malu banget, kok kayanya wanita lain gampang banget buat berhubungan seks, bahkan di luar nikah. Sementara saya, yang udah menjaga diri tetap perawan sampai menikah, ternyata nggak bisa berhubungan seks.

Apalagi kalau orang-orang di sekitar tanya, udah isi belom? Duh rasanya sedih banget, tapi juga nggak bisa ngungkapin... Mana mungkin saya bilang jujur "haduh, ga usah tanya itu deh... intercourse aja saya belom bisa". Memang sih, ada jalan lain untuk hamil, misalnya lewat inseminasi atau bayi tabung... Tapi... saya nggak mau punya anak dulu sebelum bisa intercourse. Rasanya nakutin kalau bayangin seumur hidup nggak bisa intercourse, eh terus udah punya anak, yang pastinya ada tantangan tersendiri. Gimana kalau suami saya selingkuh karena merasa nggak terpuaskan secara seksual? Tambah rumit masalahnya kalau udah ada anak.

Saya sering mikir... Apa saya nggak normal? Apa yang salah dengan saya? Kok saya ga seperti perempuan lain? Sesudah cari informasi dari banyak sumber, saya baru sadar kalau ternyata saya nggak sendiri. Di dunia ini banyak yang mengalami hal yang sama, bahkan katanya sekitar 2% sampai 3% perempuan mengalami ini, dengan tingkat keparahan yang beda-beda.

Berita gembiranya, vaginismus ini bisa diatasi. Memang nggak gampang, tapi bisa... Perlu waktu, ketekunan, kesabaran, dan metode yang tepat. Saya sendiri udah 4 setengah tahun menikah. Dan baru dalam sebulan ini ada perkembangan positif.

Buat perempuan yang mengalami vaginismus, yakinlah... kamu nggak sendiri... dan ada jalan keluar buat masalah ini.

Mudah-mudahan ini bisa bantu siapapun yang mengalami masalah yang sama. Silakan kalau mau sharing pengalaman, tinggalin aja komentar di bawah. Atau kalau mau sharing lebih lanjut, bisa juga chat lewat facebook.

Segini dulu pendahuluannya. Di posting berikutnya saya bakal sharing pengalaman saya lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar