15 Agustus 2016

Cara mengatasi vaginismus (1)

Sebelum ngomong soal cara mengatasi, saya bakal sekilas bahas tentang tingkat keparahan vaginismus dari website ini. Ini salah satu sumber yang bermanfaat banget, banyak edukasi di sini. Kalau bisa bahasa Inggris, saya sarankan langsung buka websitenya.

Menurut www.vaginimus.com, ada 4 tingkat keparahan vaginismus:
  1. Tidak nyaman
  2. Terasa terbakar dan sempit/ketat
  3. Terasa sangat sempit/ketat
  4. Sangat sakit, tidak memungkinkan untuk penetrasi

Berhubung saya bukan orang medis, saya cuma bisa cerita gimana pengalaman saya mengatasi vaginismus dari sudut pandang saya. Syukur-syukur kalau bisa jadi referensi.

Dulu vaginismus saya ada di tingkat yang paling parah. Nggak bisa masuk sama sekali dan sakit bangeeet. Sesuai petunjuk dari website itu, saya beli dilator set (dari website yang sama). Dulu waktu saya beli, 1 set ada 5 ukuran, dari yang paling kecil sampai paling besar. Sekarang saya lihat di website yang sama, ada 6 ukuran, sepertinya lebih bagus karena lebih gradual.

Saya sarankan untuk beli dilator. Bisa dari website di atas, atau dari website lain juga bisa. Tapi pastikan dilatornya medical grade ya, supaya ga berbahaya buat organ intim. Selain itu pastikan ukurannya ada bermacam2 dari kecil sampai besar.

Pertama saya pakai dilator, awalnya yang paling kecil aja nggak nyaman. Saya perlu belajar sudut masukinnya, gimana relaksasi, dll. Sesudah mulai nyaman dengan dilator nomor 1 selama beberapa hari, saya coba nomor 2. Awalnya susah masuk juga, tapi saya coba terus beberapa hari sampai rasanya nggak sakit lagi. Begitu seterusnya, sampai di ukuran nomor 3 saya nggak bisa maju lagi. Nomor 4 berasa gede banget dan terlalu sakit buat masuk.

Waktu itu saya mulai putus asa dan berhenti latihan. Sempat coba alat lain yang namanya vagi-wave, tapi ternyata kurang cocok buat saya, nggak ada kemajuan apa-apa. Saya juga coba pendekatan dari sisi psikologis dengan beli rekaman hypnosis.

Kenapa hypnosis? Kalau saya lihat masa kecil dan remaja saya, pendidikan seks di keluarga saya bikin saya merasa seks itu dosa, menakutkan, dan nggak pantas. Walaupun secara kognitif saya tau seks di dalam pernikahan itu baik, dan bahkan saya pengen banget bisa berhubungan seks dengan suami, mungkin alam bawah sadar saya masih nggak bisa menerima. Sesudah pakai hypnosis ini, cara pikir saya sedikit banyak berubah dan saya jadi lebih rileks kalau mikir soal seks. Tapi pas coba intercourse dengan suami ternyata tetap nggak bisa, dan akhirnya saya berhenti putar rekamannya.

Tahun depannya saya coba lagi pakai dilator. Ada sedikit perkembangan, tapi akhirnya putus asa dan berhenti coba. Tahun depannya coba lagi, dan berulang gitu lagi sampai tahun ke-4. Beberapa kali saya dan suami coba intercourse lagi setelah pakai dilator, tapi tetep kayak nabrak tembok dan sakit banget. Kondisi terakhir sampai bulan lalu, dilator nomor 4 bisa masuk, tapi masih berasa ketat banget dan kayaknya nggak mungkin maju ke nomor berikutnya.

Tiga minggu lalu saya ke ginekolog. Dikasih tau anatomi, sumber masalahnya, dan diajarin teknik latihan pakai dilator... Selain itu saya juga putar lagi hypnosis yang pernah saya tinggalin dulu.

Sekarang saya udah sampai di dilator nomor 5 alias yang paling besar (wow!). Nomor 5 udah bisa masuk dengan rasa nggak nyaman yang minimal. Dan menariknya, ini terjadi dalam waktu singkat dibanding dulu.

Saya seneng banget. Sekarang tingkat keparahan vaginismus saya udah turun. Ini progress yang besar banget buat saya. Yang tadinya sama sekali nggak bisa masuk dan sakit banget, sekarang udah bisa masuk dilator nomor 5. Kalau ngikutin jadwal dari ginekolog, kami bakal coba dilator nomor 5 dan intercourse minggu ini

Di posting berikutnya ada beberapa tips yang nanti bakal saya bagiin soal terapi ini. Sampai ketemu lagi...

1 komentar:

  1. Dear daylily,

    Apa saya boleh tahu, ginekolog nya siapa & praktek di mana? Karena tidak semua ginekolog bisa memberi treatment ke penderita vaginismus (saya sudah ke 2 dokter obgyn & belum ada yang bisa mentreatment).

    Lalu, mbak beli dilatornya di mana ya? Terima kasih banyak..

    BalasHapus