16 Agustus 2016

Cara mengatasi vaginismus (2)

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan vaginismus. Masalahnya bisa berupa masalah fisik atau psikologis. Kasus setiap orang belum tentu sama, dan karena itu cara mengatasinya bisa beda.

Di kasus saya, vaginismus terjadi karena gabungan masalah fisik dan psikologis. Di sini saya coba bahas satu-satu masalahnya.

1. Fisik
Masalah fisik ini umumnya gara-gara ketegangan otot yang mengelilingi vagina, yang disebut pelvic floor muscle. Ini juga otot yang dipakai untuk mengatur kita buang air kecil, bisa dirasain dengan cara masukin jari kita ke vagina dan coba gerakin otot untuk nahan kencing. Kontraksi otot itu bakal kerasa sama jari.

Waktu wanita udah cukup terangsang, harusnya otot itu rileks dan bisa menerima penis untuk masuk. Tapi buat sebagian orang, setiap kali ada benda yang mau masuk entah itu penis atau alat kedokteran, otot itu jadi kencang dan menutup lubang vagina. Karena kencang, rasanya jadi sakit. Di kasus saya, bagian yang paling kencang itu bagian otot di sekeliling vagina yang arah ke anus (bagian bawah kalau di posisi terlentang). Bagi banyak orang termasuk saya, nggak jelas juga kenapa sebabnya.

Yang pasti, otak merekam ingatan tentang rasa sakit ini. Di kesempatan berikutnya waktu ada benda yang mau masuk, otak mengantisipasi rasa sakit dan ngasih perintah ke otot itu buat mengencang dan "melindungi" vagina. Ironisnya, perilaku otot ini membuat rasa sakit makin menjadi. Ini dikenal dengan siklus rasa sakit (cycle of pain), berawal dari rasa sakit yang diingat otak, otot mengantisipasi, dan akibatnya jadi lebih sakit.

Semua reaksi ini sifatnya refleks, bukan dikendalikan secara sadar. Kalau menurut penjelasan ginekolog, ini mirip reaksi tersedak kalau kita masukin benda ke tenggorokan. Berita baiknya, reaksi otot pelvic floor ini bisa dilatih supaya rileks dan nggak kagetan. Latihan ini ibarat latihannya tukang sulap masukin benda ke tenggorokan sampai akhirnya nggak tersedak lagi.

Ada juga efek samping lain dari pelvic floor yang mendadak mengencang. Salah satunya, penis terdorong dari vagina ke arah urethra. Urethra itu lubang yang gunanya untuk buang air kecil, bukan untuk intercourse. Saya sering mengalami salah sasaran kayak gini. Kalau udah salah sasaran gini, sakitnya luar biasa dan mustahil penis bisa masuk ke urethra walaupun dipaksa kayak gimanapun. Gambaran soal posisi urethra dan vagina bisa dilihat di gambar ini:
Bagian luar kelamin wanita (dari sumber ini)

Di samping kedua masalah di atas yang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, paha saya otomatis nutup setiap kali suami mau penetrasi. Akibatnya posisi intercourse jadi nggak nyaman, nggak tau gimana harus memposisikan badan.

Cara mengatasi
Ketegangan pelvic floor muscle bisa dilatih dengan dilator, seperti dibahas di posting sebelumnya. Sebelum latihan, alatnya disterilisasi dulu pakai air mendidih. Biasanya saya latihan sambil tiduran di kasur pas kondisi tenang, nggak ada orang di rumah. Oles water-based lubricant (ada banyak merk, misalnya K-Y, Durex) di seluruh permukaan ujung dilator. Jangan pelit-pelit olesnya ya, oles sampai permukaan dilator jadi bener-bener licin.

Mulai masukin dilator yang paling kecil dulu ke vagina. Kalau yang paling kecil juga susah masuk, biarin masuk ujungnya dulu sebagian, tunggu beberapa menit, nanti pelan-pelan bisa masuk. Kalau udah masuk, biarin dilator tetap di dalam sambil ditekan pelan ke arah yang masih sakit atau nggak nyaman. Tunggu sampai rasa sakitnya hilang, kalau saya sekitar 15-30 menit.

Tips yang juga penting yang saya dapat dari ginekolog:
1) Tekan dilator berulang-ulang di dalam vagina, terutama ke arah bawah dan area yang kerasa sakit. Ini tujuannya supaya melatih otot.
2) Dilator lebih mudah masuk kalau sambil diputar, jadi arah masuknya seperti spiral, bukan lurus.
3) Masuknya dilator nggak perlu sampai dalam banget, yang penting pelvic floor muscle terlatih.

Latihan bisa dimulai sendiri dulu kalau masih belum pede. Kalau udah lebih pede, minta tolong suami yang masukin dilator. Dengan suami bisa masukin dilator tanpa kita terlalu kesakitan, ini jadi pengalaman baru yang positif buat kita. Selain itu suami jadi belajar sudut dan kecepatannya. Kalau berasa sakit, minta supaya lebih pelan dan tekan-tekan ke arah bawah dan sekeliling. Ingat, hindari masuk ke daerah urethra yang ada di atas vagina.

Kalau udah berhasil, sabar dan ulang terus ukuran yang sama sampai satu minggu. Minggu depannya, mulai lagi ukuran yang kecil dan lanjut ukuran berikutnya. Gitu terus sampai ukuran terbesar.

Contoh jadwal latihan untuk dilator dengan 5 ukuran yang berbeda:
Minggu ke-1: Ukuran nomor 1
Minggu ke-2: Ukuran nomor 1 dan 2
Minggu ke-3: Ukuran nomor 2 dan 3
Minggu ke-4: Ukuran nomor 3 dan 4
Minggu ke-5: Ukuran nomor 4 dan 5
Minggu ke-6: Ukuran nomor 5 dan intercourse

Ingat, latihan tiap hari ya. Latihan boleh dilewat kalau menstruasi, asal langsung disambung lagi sesudah berhenti.

Jadwal di atas nggak mengikat, bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Kalau salah satu tahap latihan perlu waktu lebih lama atau lebih sebentar, disesuaikan aja. Yang paling penting adalah jangan putus asa dan terus coba.

Nggak usah terlalu khawatir ngeliat ukurannya. Take it one step at a time. Saya juga dulu ngeliatnya gede banget itu yang nomor 4 sama 5, rasanya mana mungkin bisa masuk. Tapi ternyataaa, sekarang nomor 5 udah nggak keliatan terlalu besar lagi, bahkan yang nomor 3 keliatan kecil banget, hehehe. Jangan khawatir, saat itu nanti bakal tiba kok :-)

Oya, sebaiknya juga periksa ke ginekolog. Pastikan nggak ada masalah fisik lain seperti infeksi atau jaringan yang abnormal.


2. Psikologis
Vaginismus bisa terjadi pada wanita yang pernah mengalami trauma kekerasan seksual. Untuk yang mengalami hal ini, saya turut bersimpati.

Orang yang nggak pernah mengalami trauma juga bisa mengalami vaginismus, contohnya saya. Sepanjang ingatan saya, sejak kecil sampai sebelum nikah, saya nggak pernah dapat pendidikan seks yang seimbang. Orang tua memang sering membahas tentang seks, tapi arahnya lebih ke negatif. Misal, si A berhubungan seks sebelum menikah sama pacarnya yang beda agama, terus hamil, dan jadinya terpaksa pindah agama. Atau si B, begitu nikah tergila-gila berhubungan seks sama istrinya, sampai-sampai nggak masuk kerja, akhirnya dipecat dari kerjaannya. Atau si C dan si D yang kehidupan seksnya membuat hidup mereka jadi hancur. Ini yang paling sering dibahas.

Dulu saya nggak dibolehin pacaran. Tapi saya diem-diem pacaran, akhirnya ketauan juga. Selama saya pacaran, orang tua selalu ingatkan buat nggak berhubungan seks. Dalam hati saya waktu itu rasanya pengen jawab, "papa, mama, jangankan saya mau berhubungan seks, bayanginnya aja jijik". Tapi betul loh, dulu kalau lihat gambar atau video yang agak menyerempet aja saya jijik dan langsung arahin pandangan ke tempat lain.

Memang, saya tahu ada seks yang dibolehin, yaitu seks antara suami istri. Tapi saya nggak ada bayangan sama sekali prosesnya kayak gimana. Pernah belajar biologi di SMP/SMA, tapi nggak bisa ngebayangin sama sekali. Pas malam pertama saya malu banget dan kaget. Loh kok penis itu bentuknya gini ya? Oh ternyata penis itu masuk ke vagina ya? Kok gede banget ya, apa bisa masuk? Terus saya nggak tau mau ngapain, posisi badan harus gimana, dan waktu mulai penetrasi rasanya sakit banget.

Selain itu, dulu saya mikir kalau seks yang dilabeli "normal" adalah yang tujuannya punya anak, titik. Di luar itu ada kesan kotor dan tabu. Kalau merasa belum siap buat punya anak, gimana dong? Sesudah menikah bertahun-tahun pun, saya cuma tau kalau seks itu ya penetrasi, nggak ada cara yang lain. Bertahun-tahun menikah dan suami nggak bisa penetrasi itu rasanya sedih banget. Suami nggak ada minat lagi untuk sekedar foreplay karena takut saya kesakitan pas penetrasi. Suami juga keliatan kecewa kalau udah terangsang terus akhirnya nggak bisa penetrasi. Bertahun-tahun kami dalam sexless marriage. Padahal seks itu lebih dari sekedar untuk punya anak, dan bukan sekedar penetrasi.

Saya mungkin orang yang naif banget. Walaupun udah menikah dan secara sadar tau kalau seks antara suami istri itu boleh, alam bawah sadar saya masih menganggap seks itu kotor dan salah. Memang nggak semua kayak gini, tapi mungkin ini mewakili potret pendidikan seks di Indonesia. Bisa dibilang ada 2 kondisi ekstrim yang timbul. Ada orang yang jadi terlalu polos dan sama sekali nggak tau, merasa jijik, dst. Ada juga orang yang jadi cari tau dari sumber yang salah dan jadinya terjerumus dalam seks bebas. Dan saya rasa kedua kondisi ini sama-sama nggak baik.

Cara mengatasi
Buat yang pernah mengalami trauma, mohon maaf saya belum mampu memberi solusi. Saya cuma bisa bersimpati dan berdoa semoga kondisi psikologisnya bisa kembali pulih. Mungkin tenaga psikolog yang kompeten di bidang ini bisa membantu.

Untuk yang mengalami seperti saya, perlu banget untuk edukasi diri sendiri. Banyak baca dan cari bahan yang bisa membuat pola pikir kita jadi lebih terbuka. Jangan sungkan untuk baca bahan yang kelihatan bertentangan sama hal-hal yang selama ini kita percaya. Tetap dibaca. Selanjutnya baru kita pilih mana informasi yang bisa diambil, mana yang bisa dibuang dan dilupakan.

Saya juga pakai metode hypnosis. Ini membantu banget buat mengubah pola pikir tentang seks. Selain itu hypnosis juga bisa membantu relaksasi waktu latihan pakai dilator.

Dengan hypnosis juga saya belajar menerima diri sendiri, termasuk juga menerima kondisi vaginismus yang saya alami. Rasa kecewa dan marah sama vaginismus berubah jadi rasa terima kasih. Saya jadi mengenal rasa takut yang selama ini nggak pernah disadari, dan gimana vaginismus udah berusaha melindungi diri saya dari rasa takut itu.

11 komentar:

  1. Hi sis kita sama banget. Bisa add saya 7CB8DA70
    Spy bisa share scra pribadi. Tks sis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi sis. Maaf saya ga punya BBM. Gimana kalau chat di facebook aja?
      https://www.facebook.com/profile.php?id=100013164526878

      Hapus
    2. Sis ga bs dibuka link fb nya.
      Nama profilnya aja biar gampang cari. Trimsy

      Hapus
    3. Wah ngga bisa ya... Coba kalau link yg ini apa bisa?
      https://www.facebook.com/people/Day-Lily/100013164526878

      Nama profilnya Day Lily

      Hapus
    4. Sis, udah dibuat link yg bisa dibuka. Coba liat di kolom kanan atas bagian "contact me" ada logo facebook, klik di logonya ya.

      Hapus
  2. sis, bagaimana mengetahui penyebab tidak bisa hubungan sex itu karena vaginismus atau penis pria ereksinya kurang keras? apakah di dokter spesialis kandungan atau ginekolog?

    saya dan istri sudah menikah 3 bulan, tetapi masih belum bisa hubungan sex sampai sekarang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertama2 selamat atas pernikahannya :) Semoga pernikahannya selalu dilandasi kejujuran & keterbukaan, dan dalam masalah apapun tetap dihadapi bersama.

      apa istri kesakitan waktu penetrasi? Kalau ragu, bisa dicoba dulu dgn masukin jari telunjuk suami ke vagina. Pastikan jarinya bersih dan dioles lubricant, dan kuku sudah dipotong halus. Kalau nggak sakit, coba masukin telunjuk & jari tengah sekaligus, tekan ke bawah (arah yg menuju anus) beberapa kali. Coba juga tekan ke arah lain, atas/kiri/kanan. Kalau nggak sakit sama sekali, kemungkinan besar bukan karena vaginismus.

      untuk konsultasi masalah vaginismus, periksanya ke ginekolog. Untuk masalah ereksi, periksanya ke spesialis urologi. Sebaiknya segera periksa, jangan ditunda2, soalnya lebih mudah diselesaikan kalau cepat ditangani

      Hapus
    2. Waktu penetrasi dgn mr.p, ekspresi muka istri tidak kesakitan, tetapi saya kerasa mentok walau mr.p sudah ereksi dan sudah saya tekan kuat ke mrs v. Dicoba pakai jari, baru masuk sampai kuku jari, sudah kesakitan sekali ekspresinya...saya sudah ke dr sp urologi, diperiksa usg saluran kemih normal, di cek gula dan testosteron juga normal. Dr urologi hanya menyarankan untuk menciptakan suasana nyaman saat hubungan agar tidak tegang..bingung...

      Hapus
    3. Mentok bisa terjadi krn salah sudut atau kurang lubrikasi. Penetrasi bukan dgn tekanan kuat, tapi masuk dgn halus seperti lewat saluran yang pas.

      Untuk masalah sudut, coba perhatikan anatomi organ tubuh wanita di gambar ini:
      http://www.portlandurology.com/our-services/female-anatomy

      Bisa dilihat kalau sudut saluran vagina miring ke arah belakang, bukan lurus. Kalau posisi missionary (pria di atas), bisa dibantu supaya lurus dgn naruh bbrp bantal di belakang istri buat mengganjal daerah pantat.

      Atau bisa juga coba posisi woman on top (wanita di atas) supaya istri lebih leluasa ngatur sudut dan kecepatan.

      Untuk lubrikasi, pastikan istri udah benar2 terangsang waktu penetrasi. Tandanya vagina benar2 basah. Dan secara internal, ukuran vagina mengembang dan jadinya lebih gampang masuk.

      Foreplay dulu sampai istri benar2 terangsang, biasanya sekitar 15-30 menit. Kesalahan yg jg sering terjadi, pria sering cuma fokus menyentuh payudara dan kelamin. Sentuhan langsung ke daerah2 tsb seringkali rasanya aneh, tapi wanita malu buat bilang. Beda dgn pria yg reseptornya terpusat di kelamin, wanita punya reseptor rangsangan di seluruh tubuh, bisa di pinggang, perut, paha, punggung, dll. Ini perlu dieksplorasi. Yakinkan kalau istri bebas berekspresi ttg sentuhan mana yg bikin terangsang. Sambil menyentuh, suami juga bisa merangsang dengan kata2, ciuman, atau bahkan nafas. Gitu juga sebaliknya istri terhadap suami, jadi bener2 terjadi hubungan yg intim yg bukan sekedar penetrasi, tapi benar2 saling belajar mengerti satu sama lain.

      Kalau tips2 di atas masih blm membantu, sebaiknya periksa ke ginekolog ya, supaya bisa tahu apa ada masalah vaginismus atau sebab lain... Semoga bisa teratasi.

      Hapus
  3. Hello daylily,
    Boleh tahu kah beli dilatornya dmn? Dan dilatornya yg seperti apa? Terima kasih..

    BalasHapus